twitter facebook google plus linkedin rss feed email 30 Kiat Mendidik Anak | AnaLysTz...

Pages

Selasa, 15 Februari 2011

30 Kiat Mendidik Anak

Apabila telah tampak tandatanda
tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian serius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan halhal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan,sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala.
Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan halhal buruk, maka ia akan tumbuh dengan
keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya. Oleh
karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang
besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adabadab
dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah,
memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum
yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan
dan orang yang sedang makan.

2. Perintahkan ia agar tidak tergesagesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhatihati dan jangan sampai mengotori pakaian.

3. Hendaknya dilatih untuk tidak bermewahmewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lainlain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya mementingkan perut saja.

4. Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih
dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enakenak yang
pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.

5. Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warnawarni dan bukan
dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaum wanita.

6. Jika ada anak lakilaki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan halhal ini.

7. Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anakanak yang biasa bermegahmegahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lainlain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.

8. Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur’an dan bukubuku,
terutama di perpustakaan. Membaca al Qur’an dengan tafsirnya, haditshadits Nabi dan juga pelajaran fikih praktis dan lainlain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihatnasihat yang baik, sejarah orangorang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya
agar senantiasa mencintai dan meneladani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang
buku dan faham Asy’ariyah, Mu’tazilah, Rafidhah dan juga kelompokkelompok bid’ah
lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliranaliran sesat yang
banyak berkembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

9. Dia harus dijauhkan dari syairsyair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.

10. Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan menghafal syairsyair
tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.

11. Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segansegan
memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagiakannya. Jika suatu kali
melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebarkan di hadapan orang lain sambil
dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.

12. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang
terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan
itu, maka orangorang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu
sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan
tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.

13. Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam berkomunikasi dengan anak.
Jangan menjelekjelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan
seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan
memperingatkan anakanak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman
dan kemarahan dari ayah.

14. Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali
benarbenar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia
tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan
kebosanan dan melemahnya kondisi badan.

15. Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendisendi
menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.

16. Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyisembunyi, sebab ketika ia
melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.

17. Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak
timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red),
menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyibukkan diri dengan kegiatan
itu.

18. Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesagesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.

19. Melarangnya dari membanggakan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau
makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia bersikap tawadhu’, lemah
lembut dan menghormati temannya.

20. Tumbuhkan pada anak (terutama lakilaki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas
dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.

21. Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang
(kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari
yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk
memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.

22. Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majelis atau tempat umum, membuang
ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.

23. Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian caracara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa sallam.

24. Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah ta’aala.

25. Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal
tersebut tidak menjadi kebiasaan.

26. Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan siasia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang-orang yang suka melakukan hal itu.

27. Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.

28. Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan
atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan
kegiatan lain.

29. Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari
berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintahperintah.

30. Biasakan anakanak
untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermainmain di sisi mereka (mengganggu mereka).

Demikian adabadab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga
masamasa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak
lakilaki.

Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan.

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About