Bagaimana cara mengenali plastik yang aman?

Dalam kehidupan sehari-hari, plastik punya peran penting. Plastik biasa dijumpai sebagai pembungkus, botol minuman, perabot rumah tangga, hingga mainan anak.
Plastik adalah istilah umum bagi ‘polimer’, yakni sejenis material yang terdiri dari rantai panjang karbon dan elemen lainnya. Bahan ini mudah dibuat menjadi berbagai bentuk dan ukuran.
Apa jadinya jika bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plastik ini mengancam kesehatan Anda dan keluarga?
Apa saja yang harus diperhatikan untuk mengenali plastik yang aman terutama untuk wadah makanan?
Hal itu dapat bisa dilihat dari simbol-simbol standardisasi aman yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang, seperti:
1. FDA (Food & Drugs Administration)
2. EFSA (European Food Safety Authority)
3. SPI (Society of Plastic Industry)
4. BPOM untuk Indonesia.
Lalu simbol-simbolnya apa saja?
1. Simbol ‘Food Grade’
yang belambang gelas dan garpu menandakan bahwa wadah itu aman untuk makanan dan minuman. Begitu pula sebaliknya jika terdapat simbol ‘Non Food Grade’ yang berbentuk gelas dan garpu dicoret menandakan kita harus menghindarinya sebagai wadah makanan dan minuman.
2. Simbol ‘microwave safe’ (garis bergelombang)
menandakan wadah-wadah itu aman digunakan dalam microwave dan oven karena tahan terhadap suhu tinggi, begitu pula sebaliknya.
3. Simbol ‘oven save’ (gambar oven)
menandakan wadah-wadah itu aman digunakan dalam oven karena tahan terhadap suhu tinggi, begitu pula sebaliknya.
4. Simbol ‘freezer save’
yang bergambar bunga salju menandakan aman untuk menyimpan makanan dan minuman dalam suhu rendah, begitu pula sebaliknya.
5. Simbol ‘cut save’ (gambar pisau)
yang diperuntukkan khusus sebagai wadah yang aman untuk memotong bahan-bahan makan.
Kode Angka
Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industrypada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).
Secara umum berikut letak tanda pengenal plastik tersebut:
1. Berada atau terletak di bagian bawah
2. Berbentuk segitiga
3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka
4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga
Berikut akan di paparkan 7 tanda pengenal plastik yang sering kita temui sehari-hari disekitar kita :
Angka 1 / PETE atau PET (Polythylene Terephthalate)
Angka 1 di tengah serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang, seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. BOTOL JENIS PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI.
Bila terlalu sering dipakai, apalagi untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
Angka 2 / HDPE (High Density Polythylene)
Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
Angka 3 / V atau PVC (Polyvinyl Chloride)
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah), tulisan V, angka 3 di tengah. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.
Kandungan plastik ini bisa lumer dan bercampur ke dalam makanan pada suhu -15 derajat Celcius. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
Angka 4 / LDPE (Low Density Polythylene)
Tertera tulisan LDPE dan logo daur ulang dengan angka 4 di tengah. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/ dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE antara lain kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu di bawah 60 derajat Celcius sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
Jenis plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi.
Angka 5 / PP (Polypropylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
Angka 6 / PS (Polystyrene)
Tertera tulisan PS dan logo daur ulang dengan angka 6 di tengah. PS (polystyrene) ditemukan 1839 oleh Eduard Simon, apoteker dari Jerman. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Selain tempat makanan, styrene bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang.
Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka ini pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
Angka 7 / OTHER atau biasanya polycarbonate
Jenis ini dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman sepertibotol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengah, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik Other ini ada 4 jenis, yaitu :
1. SAN (styrene acrylonitrile),
2. ABS (acrylonitrile butadiene styrene),
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahanmainan lego dan pipa.
SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
3. PC (polycarbonate)
PC – atau nama Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.
Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya, botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
4. Nylon.
Kesimpulan :
Di Indonesia masih banyak plastik yang tidak mencantumkan simbol seperti ini, terutama plastik buatan lokal. Lebih baik, jika kita tak tergiur dengan harganya yang murah tapi dapat berisiko buruk bagi kesehatan. Pilih wadah plastik yang aman dan memenuhi mutu dan standar keamanan pangan dari lembaga berwenang.
1. Harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6, dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai!
2. Lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS)
Yang perlu diwaspadai :
kontaminasi zat warna plastik dalam makanan.
Contoh: kita sering membeli gorengan di pinggir jalan, suka minta sama penjualnya yang panas lalu setelah digoreng dimasukkan ke kantong kresek hitam.
Ternyata zat pewarna hitam ini kalau terkena panas, bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.
Jadi mulai sekarang sebisa mungkin hindari membungkus makanan dengan tas kresek, terutama makanan yang masih panas. Dan, bagi orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putra-putrinya :
1. Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5.
2. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5.
3. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
4. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate) ,
5. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum (biasa digunakan untuk tempat air putih didalam kulkas). Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca.
Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di mocrowave oven.
Cegah menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak. Cobalah untuk mulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.